Senin, 01 Maret 2010

Pengkot Pelti Palu Ingin buat TDP Nasional

RemajaTenis 27 Februari 2010. Keberadaan TDP Nasional RemajaTenis Sulteng di lapangan tenis Pelti Sulteng, Palu membuat masyarakat tenis kota Palu menjadi bergairah kembali. Tanggapn positip datang dari Ketua Pengkot Pelti Palu Aminuddin Atjo menyampaikan keinginan diadakan TDP Nasional Yunior di Palu sebagai kelanjutan TDP Nasional RemajaTenis sehingga petenis khususnya dari kota Palu bisa meningkatkan prestasinya.
Keinginan ini langsung disampaikan kepada August Ferry Raturandang disela sela berlangsungnya turnamen nasional RemajaTenis Sulteng.
"Bukan masalah jika Pengkot Pelti Palu berkeinginan adakan TDP , kami siap membantunya." ujar AF Raturandang menampung keinginan masyarakat tenis Palu. Bukan hanya dari Palu, datang pula keinginan salah satu pembina tenis dari Toli Toli (Sulteng) Bambang disampaikan pula kepada AF Raturandang.
"Yang penting ada lapangan tenisnya, bisa disatu tempat. Jika sulit bisa juga dibeberapa tempat."

Beberapa orangtua yang mengantarkan anak anaknya sangat gembira dengan keberadaan TDP Nasional RemajaTenis di Palu, bahkan meminta kepada AF Raturandang agar dikota lainnya bisa digelar turnamen sejenis. " Insya Allah, bisa dilaksanakan di Manado, Makassar sehingga di Sulawesi bisa bertambah turnamen nasional yunior." ujar August Ferry Raturandang yang terlihat sangat akrab dengan orangtua peserta.
Terjadi kejadian dilapangan 5, pertandingan antara petenis Sulsel melawan tuan rumah. Karena tidak menggunakan wasit, ternyata ada kesalahan hitung dari kedua petenis. Akhirnya Referee Eko Supriatna asal Bandung turu tangan dan keputusannya tida diterima oleh pelatih Djabir dari Makassar. Bahkan mengancam menarik anaknya dari turnamen.

August Ferry Raturandang langsung memberikan nasehat kepada orangtua kedua pemain yang saling ngotot didepan Referee. "Yang mendukung prestasi anak adalah ORANGTUA itu so pasti harus diakui. Tetapi tanpa Anda sadari yang menjatuhkan prestasi anak itu juga Orangtua. Karena campur tangan orangtua didalam permainan anak itu bukannya mendukung pembinaannya tetapi justru menghancurkannya. Anak itu harus bisa mandiri. Sebagai contoh, kalau anak Anda kalah kemudian orangtua mengklaim kalau anaknya kalah karena wasit curang dan sebagainya. Itu Anda menutupi kelemahan Anak. Itu tidak benar. Biarkan mereka menikmati pertandingan tenis ini. Kalah menang adalah hal yang biasa, Saya jamin kalau Anda terlalu banyak ikut campur , putra Anda tidak bakalan juara. Biarkan mereka sendiri yang memutuskannya, bukan Orangtua." ujar August Ferry Raturandang . Selanjutnya Raturandang menasehati mereka agar orangtua mendukung dari belakang saja. Kalau kalah jangan memarahinya. Begitulah sekelumit kejadian diluar lapangan tenis Pelti Sulteng yang baru direnovasi berkat bantuan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar