Sabtu, 26 Desember 2020

Tidak ada mati2nya Remaja Tenis

 Remaja Tenis Jakarta, Diawal kehadiran Remaja Tenis tahun 2009 penuh keragu raguan tetapi karena punya tujuan untuk memajukan pertenisan yunior yang sangat didambakan sehingga keragu raguan tersebut secara perlahan lahan hilang, Diawali dengan dukungan dari rekan2 sendiri yang berhasil terkumpul saat itu dana untuk membeayai turnamen, Tapi untuk kedua dan seterusnya tentunya keberadaan sponsor tidak terlalu didambakan sekali khususnya di Jakarta.

Tahun demi tahun Remaja Tenis bisa berlangsung ke 22 propinsi dari 34 propinsi yang ada dinegeri tercinta ini, Bahkan banyak orang tua petenis yunior ini yang mendambakan sekali bahkan sangat berterima kasih kepada Remaja Tenis. 

Pengakuan yang mnusuk hati. "saya berterima kasih kepada Bapak, kami dari luar kota ( naik mobil 2 hari perjalanan ), Kalau tidak ada Bapak , kami tidak bisa menikmati turnamen nasional. " Ujar orangtua petenis yang ikut Remaja Tenis Sulteng di Palu, Saat itu betapa sedihnya melihat pertenisan di Sulawesi yang gudang atlet nasional, Ada yang datang dari Tondano (Sulut, datang dengan bus umum ke Palu.Dari kegiatan Remaja Tenis di Manado,Palu, maupun Makassar menunjukkan adanya atlet tenis yunior di Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara maupun Maluku Utara bahkan dari Papua. Sama halnya diselenggarakan di Medan Menunjukkan adanya petenis yunior dari Aceh, Sumut, Sumbar, Kepulauan Riau, Riau. Sama halnya diselenggarakan di Palembang menarik perhatian petenis dari Sumsel, Jambi. Bangka Belitung dan Lampung. Dari pengalaman ini Remaja Tenis bisa berkembang pantang surut di 22 propinsi. Melihat adanya petenis dari Bank Papua Tennis Club di Jayapura sehingga membuka pintu Remaja Tenis bisa diselenggarakan di Jayapura. 

Bagaimana dengan tahun 2020 ?, Memang diakui adanya pandemi Covid-19 sehinggakeinginan selenggarakan di Bali dan Manado tertunda, Bahkan turnamen besar lainnya tertunda, Untungnya Remaja Tenis tidak mati-mati, Istilah tersebut datang dari salah satu pelatih melihat disaat pandemi Covid-19 Remaja Tenis bangkit dibulan Oktober dan November 2020.

Disaat Siwo PWI Pusat mencari sarana turnamen masuklah Remaja Tenis yang telah siap baik armadanya maupun lapangannya. 

Untuk tahun 2020 diawali di Bantul DIY kemudian Palembang dan Jakarta. Sebelum pandemi Covid-19 terakhir kali di Bandung bulan Maret 2020. pelaksanaan berhenti karena Covid-19 melanda negeri tercinta, demikan pula nasib TDP lainnya, Tapi kemudian Remaja Tenis memberanikan diri bangkit dan berhasil dilaksanakan dibulan Oktober 2020 dan November 2020 dengan penuh standard protokol kesehatan termasuk untuk pertama kalinya peserta wajib memiliki surat bebas Covid-19 dari instansi kesehata atau disediakan petugas medis di lapangan pertandingan. Untuk dilakukan Rapis Test terhadap setiap peserta.Disini merupakan beban penyelenggara. karena adanya keluhan yang merupakan hambatan pelaksanaan yaitu anak2 bahkan ibunya tidak bisa melhat jarum suntik yang dibayangkan selama ini, Atau tidak bisa melihat darah. tapi hal itu bisa diatasi dengan cara pendekatan yang logis terhadap anak2 sebagai peserta yang patuh akan protokol kesehatan sehingga memutus klaster baru.

Sebelum menutup tahun 2020 sudah direncanakan ditutup dengan Remaja Tenis Jakarta 88, tapi apadaya mengingat keadaan kota Jakarta yang termasuk zona merah membuat rencana tersebut tertunda, Masalah kesehatan lebih penting, upaya Pemerintah memutus rantai Covid-19 perlu dibantu.

 Sampai kapan situasi ini bisa diatasi, Tahun 2021 penuh agenda kegiatan olahraga akbar di Tanah Air yang harus didukung oleh penyelenggara turnamen untuk mengisi kebutuhan atlet tersebut.

 Yang menghantui penyelenggara adalah protokol kesehatan.Kalau bisa dijalankan sepenuh hati bukan masalah, Tetapi tidak semua insan olahraga memahaminya. Buktinya dalam pelaksana turnamen tidak sepenuhnya dapat dijalankan, Ibarat slogan saja peserta harus bebas Covid-19 tanpa dikontrol pelaksanaannya. Cukup banyak turnamen tenis di Tanah Air berlangsung tanpa memperhatikan protokol kesehatan sepenuhnya yang sebagian besar hanya berupa slogan belaka.

Disayangkan sekali pelaksana turnamen dilaksanakan instansi resmi tenis di Indonesia, Tapi ada juga oleh individu2 sebagai pelaksana tanpa kontrol karena semangat berolah raga khusus tenis sebagai instrumen menjaga imunitas tubuh dalam memutus rantai Covid-19. 

Semangat muncul dari masyarakat yang sudah haus adanya turnamen sebagai kebutuhan atlet tenis untuk berprestasi, Baik datang dari masyarakat tennis di Jakarta maupun Sulawesi, Kalimantan, Sumatra dan Papua. Sudah siapkah menerima keadaan jikalau pandemi Covid-19 belum teratasi?. Ada yang pesimis dan ada yang optimis mengingat vaksin sudah diberikan oleh pemerintah di tahun 2021.Ya, hanya bisa mengatakan semoga saja. ( penulis August Ferry Raturandang.   


Rabu, 16 Desember 2020

Remaja Tenis Jakarta-88 diundurkan ke bulan depan

Remaja Tenis Jakarta. Keinginan selenggarakan turnamen kadangkala terkendala situasi dan kondisi setempat. Terutama disaat kondisi pandemi Covid -19 sehingga penyelenggara dihantui rasa was-was. Kota Jakarta kasus Covid-19 meningkat sehingga dimasukkan dalam zona merah, Pemerintah sendiri sudah menyatakan Jakarta harus diperketat, Dianjurkan liburan Natal danTahun Baru tidak berkumpul sehingga menimbulkan cluster baru. Sehingga penyelenggara memutuskan Remaja Tenis Jakarta-88 yang sedianya akan berlangsung tanggal 28-30 Desember 2020 di Elite Club Epicentrum Rasuna Jakarta diundurkan ke bulan depan, Tepatnya akan diumumkan kemudian. Atas keputusan yang kurang menyenangksn ini panitia ucapkan beribu ma'af, Demi kesehatan putra dan putri kita, Entry fee yang sudah ditransfer dapat di refund atau dikembalikan ataupun dapat digunakan untuk Entry fee turnamen bulan depan.  

Selasa, 01 Desember 2020

Dua Petenis Sultra Berhasil Juara RemajaTenis Jakarta-87


 RemajaTenis, Jakarta. Walaupun sudah ketinggalan diset pertama maupun set kedua, petenis muda Kayla Ruth Santosa berhasil bangkit kembali sehingga pertandingan menjadi set ketiga sebagai penentuan. Set pertama milik Alaia Zayna Afief 6-4 sedangkan set kedua milik Kayla Ruth Santosa 7-6 dan akhirnya penentuan set ketiga dengan sistem super tie break menjadi milik Kayla Ruth Santoso 11-9. Kunci keberhasilan adalah kesabaran dengan meminimalkan unfored error sehingga bisa unggul " Saya hanya bersabar saja mengembalikkan bola dengan menunggu lawan buat salah" ujar Kayla Ruth Santoso yang menbawa ke final tunggal putri kelompok umur 14 tahun di Remaja Tens Jakarta-87 yang berlangsung di Elite Club Epicentru Rasuna Jakarta. Alaia merupakan cucu dari mantan Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja