Minggu, 23 Januari 2011

Kenapa Tenis sulit berkembang ?

RemajaTenis, 23 Januari 2011. "Tenis itu susah" ujar salah satu peserta National ITF Level-1 Coaches Course di Jakarta ketika ditanyakan oleh Hudani Fajri salah satu Tutor Play & Stay swaktu membawakan Play & Stay in Tennis. Pertanyaan yang diberikan adalah kenapa tenis kalah populer dibandingkan Futsal dll. Maka muncullah berbagai jawaban dari peserta seperti tenis itu susah, tenis itu mahal, tenis itu milik golongan tertentu, tenis kurang publikasi dan lain lain.
Menyadari masalah ini Hudani sendiri mengakui kalau dia itu merasa gagal didalam memasarkan tenis kepada orang awam. Oleh karena itu Hudani mengajak seluruh pelatih pelatih ini menyadari masalah ini sehingga bisa bersama sama menaikkan populasi tenis di Indonesia.
Menyadari kekurangan kekurangan didalam memassalkan tenis sehingga tenis mulai cenderung menurun peminatnya maka oleh ITF (International Tennis Federation) mulai memperkenalkan program baru yaitu Play & Stay in Tennis berdasarkan penelitian selama ini. "Kenapa main tenis tidak dipermudah, dan itu bisa dilakukan." ujar Hudani Fajri.
Oleh August Ferry Raturandang dikatakan kalau mau memperkenalkan tenis kepada orang awam maka harus diubah cara memperkenalkan. Karena mereka ini datang kelapangan tenis untuk main tenis, bukan mau belajar tenis.
Hal ini diakui oleh Hudani Fajri kalau ITF sendiri sudah menyatakan agar dalam memperkenalkan tenis lupakan cara cara lama selama ini. Contoh cara lama adalah memberi tahukan masalah grip lebih dulu."Biarkan mereka memegang raket dengan cara mereka sendiri. Kalau sudah bisa mulai bermain maka secara perlahan lahan diperbaiki tekniknya kemudian."

27 peserta National ITF Level-1 Coaches Course ini di Jakarta datang dari berbagai daerah seperti dari Natuna (Kepulauan Riau), Bengkalis (Riau), Rengat (Riau), Bangka Belitung, Lampung, Sumbawa (NTB), Kendari (Sulawesi Tenggara), DIY, Jawa Barat dan Jakarta.
Ikut serta beberapa petenis seperti Eko Kurniawan, Moerniati Moerid, Nike Indrayani(DIY), Yohan Samawi (DIY), Leonard Nangin (Lampung). Penataran ini berlangsung mulai 23 Januari sampai dengan 30 Januari 2011 di stadion tenis Gelora Bung Karno Jakarta. Peserta termuda datang dari DIY yaitu Nike Indrayani yang berusia 16 tahun.
Minat akan kegiatan ini cukup besar datang dari berbagai daerah tetapi tidak bisa ikut karena tempatnya sangat terbatas. Beberapa peserta seperti Sumatra Barat, Kalimantan Tengah, Papua dll yang ingin ikut serta, tetapi ditolak. "Masih ada kesempatan bulan Juni atau Juli 2011 akan diselenggarakan lagi di Jakarta." ujar August Ferry Raturandang selaku penyelenggara National ITF Level-1 coaches course 2011.
Dikatakan pula baru kali ini dilibatkan 3 Tutor sehingga diharapkan kualitasnya bisa dipertanggung jawabkan dari hasil pelaksanaan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar