Senin, 13 Mei 2019

PELTI : Pentingnya Komunikasi Internal

JAKARTA, 13 Mei 2019. Pentingnya publikasi melalui media itu sangat dirasakan diera millinial saat ini. Karena tanpa publikasi maka masyarakat pelaku tidak mengenal program yang diinginkan. Hal ini dikemukakan oleh August Ferry Raturandang setelah mendapatkan berita melalui sosmed tentang program dilakukan oleh Pengkot Pelti Surabaya setelah dilantik kepengurusannya tahun ini. 

Berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu cara konvensional seperti selama ini dilakukan oleh Persatuan Tenis seluruh Indonesia (Pelti) melalui surat menyurat , kemudian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang hanya diketahui bagi yang menerima (Pengda/Pengprov) ataupun peserta Rakernas saja. Sehingga notulen rapatpun bisa segera disebar luaskan kedaerah daerah, bukan sebaliknya disimpan sebagai file. Komunikasi secara konvensional tetap diperlukan.
Pelti sendiri sudah memiliki wadah untuk publikasi yaitu melalui situs resminya. Tapi apa yang terjadi. Ternyata wadah yang dimiliki tidak dioptimalkan dengan baik tanpa disadarinya.


Masyarakat tenis sendiri bertanya tanya , jika terjun langsung ke lapangan seperti apa yang dilakukan August Ferry Raturandang yang telah menjelajahi 22 Provinsi di Indonesia dengan menggelar langsung turnamen RemajaTenisnya. " Ini fakta dilapangan. Banyak pertanyaan muncul akibat tidak maksimal fungsi Public Relatinos yang dibangun oleh induk organisasi tenis di Indonesia." ujar Opa AFR (julukannya).
" Justru saya kaget diera tahun 2019 masih ada saja ketidak tahuan petinggi Pelti baik di Pengkot/Kab, Pengda/Pengprov maupun PP sendiri." ujarnya yang tidak setuju kalau sampai terjadi hal seperti ini karena keinginannya tenis di Indonesia itu bisa berkembang dengan baik.
Bahkan ada kejadian salah satu anggota pengurus didaerah, ketika ditanyakan kelanjutan dari setelah dilantik dengan cukup meriah, apakah sudah disiapkan program kerjanya. Tetapi justru dapat jawaban yang sangat menyedihkan. " Rapat saja belum Om." ujar salah satu anggota pengurus konon duduk dipembinaan.

Masalah ini terlihat sepele bagi yang melakukannya, tetapi tanpa disadari kalau program tersebut sudah harus dibeberkan ke anggota pengurus sendiri, apalagi masyarakat tenis perlu juga dijelaskan program tersebut sehingga masyarakatpun bisa mendukung program tersebut.

Tetapi ada juga yang suka dilupakan yaitu kegiatan pertemuan atau rapat rutin yang dalam AD ART Pelti disebtkan rapat pengurus harian dan rapat pleno.
Tetapi saat ini menurut pengamatan August Ferry Raturandang sering kali ada pertemuan dilakukan dalam lapangan tenis disaat bermain tenis bersama. Apakah ini effective ? Bisa ya dan bisa juga tidak. Ya, kalau ada notulennya. Karena saat itu bisa saja terjadi salah satu pengurus kunci tidak hadir. Maka cukup membaca notulennya saja dan bisa memfollow up kemudian. Dismping itu konsentrasinya terbatas , akibat sudah lelah bermain tenis. Untuk memutuskan kebijakannya perlu ketenangan sehingga semua yang dipikirkan bisa dievalusi sebelum diputuskan.

Yang jadi pertanyaan sekarang bagaimana komunikasi internal dari induk organisasi tenis sendiri. Ini yang perlu segera diperbaiki baik ditingkat Pusat maupun Daerah dan Cabang. " Komunikasi ini sangat penting dalam berorganisasi. SELAMAT MEJALANI IBADAH PUASA" ujar Opa AFR. (Keterangan foto: pertemuan AFR dengan petinggi PP Pelti di 2018)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar