Minggu, 12 Mei 2019

Pendaftaran RemajaTenis Jakarta-81 dibuka

JAKARTA, 12 Mei 2019. Serelah libur panjang bulan Ramadhan, kegiatan RemajaTenis diawali di Jakarta dengan label RemajaTenis  Jakarta-81 bertemat di lapangan tenis Marinir Cilandak Jakarta Selatan.
Dengan mempertandingkan tunggal putra dan putri kelompok umur 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun.
Pendaftaran sudah dibuka dengan cara kirimkan nam alengkap dan tanggal lahir beserta kelompok umur yang diikuti dan tidak lupa Nomor Kartu Tanda Anggota Pelti (KTA PELTI).

Sedangkan entry fee seperti bisaanya sebesar Rp 350.000 ditransfer ke Bank BNI

Srbagaimana biasanya RemajaTenis ingin ikut membantu salah satu program PP Pelti yang selama ini sejak tahun 2009 diperkenalkan ke masyarakat tenis dan telah mencakup ke 22 provinsi di Indonesia.
.
Harus diakui banyak perbedaan persepsi masalah kualitas turnamen sehingga oleh PP Pelti diperkenalkanlah kategori TDP Nasional yunior. " Banyak informasi salah masuk kemasayarakat tenis masalah kualitas turnamen yang jangka waktu 3 hari dibandingkan dengan yang 5-7 hari." ujar August Ferry Raturandang. Bahkan AFR sendiri pernah terima telpon dari salah satu orangtua peserta diluar Jakarta (putranya pernah ikuti RemajaTenis) untuk meng-upgrade kategori TDP RemajaTenis, karena yang digunakan persyaratan ikut seleksi tim nasional yunior adalah turnamen T-7.

Dalam hal ini, disayangkan terjadi menurut August Ferry Raturandang karena pandangan yang sangat keliru sekali datang dari petingi induk organisasi tenis di Indonesia.

Ada perbedaan  jika turnamen 3 hari (T-3) itu hanya bisa dipertandingkan satu jenis yaitu Tunggal atau Ganda saja. Tetapi saat ini hanya tunggal yang dipertandingkan karena tidak ada poin PNPnya. Hal yang tidak mungkin jika dipertandingkan Tunggal dan Ganda karena akan berbenturan dengan ketentuan TDP yang dikeluarkan oleh PP Pelti  Menurut August Ferry Raturandang, motivasi orangtua berpacu kepada PNP yang didapat. " Ini sangat keliru sekali" ujar August Ferry Raturandang. Dikatakan turnamen adalah kebutuhan atlet sehingga jika ada turnamen yang berbenturan waktunya dengan beda kota maka orangtua akan memilih sesuai dengan pola pikirnya sendiri sendiri. Disini dibutuhkan kecerdasannya.

Masalah kualitas tentunay dikatakan turnamen T-3 ini tidak kalah. " Coba bayangkan jika dalam 3 hari untuk mencapai final itu harus bermain 6 (enam) kali jika draw 64. Kalau draw 32 maka akan bertanding 5 (lima) kali. Kalau T-7 itu untuk draw 64 maka menghabiskan waktu 6 hari artinya akan bertanding 11 kali karena ikut tunggal dan ganda. Kelihatannya lebih berat tetapi sebenarnya pressure bertanding itu lebih terasa di turnamen T-3 karena hanya bertanding tunggal. Kalau T-7 main tunggal ( 6 kali) dan Ganda (5 kali). Tetapi jika main 11 kali itu kebanyakan terjadi untuk unggulan saja. Karena seringkali yang bukan unggulan main hanya dua kali yaitu sekali main tungal dan sekali main ganda.


Masalah PNP untuk kedua turnamen tersebut, kalau T-3 itu dimasukkan dalam kategori J6-J9 sedangkan untuk T-7 dimasukkan dalam kategori J1-J6 6.
Untuk T-7, kategori J-6 maka sang juara dan runner up  mendapatkan poin 20 dan 12 sedangkan T-3 untuk J6 maka juara dan runner up dapat poin 20 dan 12.

Kelebihan dari T-7 ada Tunggal dan Ganda, Tetapi penghargaan terhadap Ganda tidak 100 % dari angka didalam tabelnya melainkan hanya 25 % saja. Dan poin Ganda hanya dari kategori J-1 sampai J-5 saja. Bagaimana dengan kategori J-6, tanpa poin untuk ganda.

DAFTAR NAMA PESERTA
1. Ayoka Tamtiara Baely tgl lhr 23-06-05 KU 14 Pi asal Jakarta
2. Nea Kirana Pieroelie Tgl lhr 13-08-04 KU 16 Pi asal Jakarta
3. Dibbyaro Hinomaru KU 18 Pa asal Jakarta
4. Febyaro Ribby KU 12 Pi asal Jakarta
5. Giovan R Lumenta KU 18 Pa asal Tangerang
6. Keyla Mangesti Paath KU 16 Pi asal Ciamis
7. Sulistyo Wibowo KU 16 Pa asal Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar