Selasa, 21 Mei 2019

Atlet Pelatda Tenis Sulut Resah

JAKARTA, 22 Mei 2019. Ketidak transparannya pengurus Pelti di Daerah seringkali menimbulkan hal hal yang berakibat bukannya meningkatkan prestasi tetapi bisa jadi berjalan ditempat bahkan kemunduran yang muncul.

Salah satu daerah di Indonesia Timur, telah muncul keresahan dari tim tenis yang dipersiapkan oleh Pengprov Pelti Sulawesi Utara seperti disampaikan oleh salah satu atlet yang masuk dalam Pelatda Tenis Sulut, ketika ditanyakan masalah persiapan menghadapi Pra PON bulan Agustus mendatang. 

" Tapi kami mungkin tidak jadi ikut." ujarnya melalui WA. 

Ketika dicecar alasannya , justru mendapatkan jawaban klasik yaitu masalah dana.   " Tidak ada dana, dana TC tidak ada, dan uang saku buat pemain dan pelatih belum direalisasikan." katanya kembali karena pelatda sudah mulai April 2019..

Ketika ditanyakan langsung kepada pelatih yang ditunjuk, didapatkan jawaban yang mereka sendiri bingung melihat situasi internal Pengprov Pelti Sulut. Pimpro yang sudah jalankan tugasnya dengan baik, tiba tiba diganti . "Tapi latihan tetap berlangsung." ujar pelatih Pelatda tenis Sulut dalam pembicaraan telpon. Semangat pelatih masih ada walaupun mengurangai pendapatannya sebagai pelatih tim yang meninggalkan atlet binaan privatnya. 

Pelatda tenis Sulut saat ini bagaikan ayam kehilangan induknya. Akibat penanggung jawab Pelatda telah diberhentikan tanpa alasan yang kuat. Sedangkan penggantinya sendiri tidak pernah muncul kelapangan melihat aktivitas Pelatda tersebut. Inilah masalah yang muncul.



August Ferry Raturandang menanggapi masalah Pelatda tenis Sulut , menyayangkan sampai terjadi.
 " Memang ini masalah internal. Maklum saja Ketua Pengprov Pelti sebagai wakil gubernur Sulut punya kesibukan sehingga tidak terpantau dengan baik. Sebenarnya sebagai penanggung jawab adalah wakil ketua yang membidangi pembinaan prestasi (James Memah), Tetapi justri dia yang dipecat setelah beberapa hari selesai seleksi." 
Dikatakan pula oleh August Ferry Raturandang,  masalah ini bisa terjadi akibat ketidak puasan seleksi disaat itu. Sehingga banyak masyarakat tenis khususnya pelatih tenis di Sulut yang jika putra atau putrinya tidak lolos maka akan bermanuver negative demi kepentingan pribadi bukan daerah. 

Akhir Maret 2019, Pengprov Pelti Sulut telah lakukan seleksi dan sebelumnya telah ditunjuk  penanggung jawab seleksi sampai persiapannya yaitu wakil ketua Pengprov Pelti Suawesi Utara, James Memah, yang diera 1990 an sebagai petenis yunior dari Kudus Jawa Tengah. Sempat pula saat itu James Memah mencari atlet atlet Kawanua yang berada diluar Sulawesi Utara untuk diundang masuk dalam seleksi, karena banyak juga atlet tenis Kawanua berada di Jakarta yang berpotensi besar karena aktip dalam turnamen turnamen nasional maupun internasional. Hanya saja karena atlet atlet kawanua tersebut sudah punya program sendiri sehingga tidak bisa bergabung dalam seleksi daerah Sulut.
Bahkan upaya mencari kalender TDP untuk buat program try-out selain try-in yang akan dilakukan di Manado
Seleksi telah berakhir dan tim tenis terdiri dari Skiva Sumual, Mayreski Patabang, Jonathan Nahor, Christian Manarisip untuk putra, sedangkan putri terdiri dari Abigail Lumingkewas, Gratia Nahor, Gloria Pesik dan Verendea Pungus , dan pelatihnya terdiri dari Noldy Sumendap dan Rendy Reo.

Ketika diminta konfirmasi kepada Wakil Ketua Pengprov Pelti Sulut, James Memah maka tidak didapat jawaban yang pasti. " No comment. Bisa tanyakan langsung kepada Ketua Pengprov Pelti Sulut.". 
Menurut anggota Pengprov Pelti lainnya, sebagai pengganti telah ditunjuk Roy Tumewa , yang belum muncul melihat perkembangan dari Pelatda tersbut. Sehingga kebutuhan bola untuk latihanpun sempat terungkap dalam grup WA dan mendapatkan respon dari masyarakat Kawanua diluar Sulut ingin membantu kebutuhan bola untuk latihannya dengan menyumbang sejumlah dana. Ini sebagai bentuk kepedulian masyarakat Kawanua terhadap pertenisan di Sulawesi Utara,

Menghadapi Pra PON sebagai salah satu cara bisa ikuti Pekan Olahraga Nasional XX di Papua tahun 2020 mendatang maka dilakukan proses seleksi atau kualifikasi melalui Pra PON yang direncanakan mulai 5 -12 Agustus 2019 di Stadion tenis Bukit Asam Jakabaring Sport City, Palembang. Yang lolos ke PON XX ada 7 daerah dan 1 tuan rumah sedangkan 26 daerah lainnya harus ikuti Pra PON dan akan terpilih hanya 4 daerah melengkapi babak utama di Jayapura 2020 mendatang.

PP Pelti mengutus Sekjen Lani S bersama Kabid Pertandingan Teddy Tanjung untuk ke Palembang melihat kesiapan tuan rumah Pengprov Pelti Sumsel hari Selasa ( 22/5). Ini sebagai bentuk tanggung jawab Persatuan Tenis seluruh Indonesia menghadapi event akbar ditahun 2020 di Papua. Setiap provinsi telah siapkan nama nama atletnya yang terlihat masih bermasalah sehingga PP Pelti telah membentuk tim keabsahan. Terlihat begitu mudahnya Pengprov mengklaim nama nama atletnya yang merupakan hasil " pindahan " dari daerah lainya. 
" Disini dibutuhkan ketegasan PP Pelti menghadapi masalah ini. Bahkan sudah ada Pengprov Pelti yang ajukan protes resmi masalah status atletnya yang didaftarkan daerah lainnya." ujar August Ferry Raturandang. (Keterngan foto: Kunjungan Sekjen PP Pelti ke Jakabaring Sport City)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar