Jumat, 28 Mei 2010

Hanya 9 Peserta Ikuti Training Camp selanjutnya

RemajaTenis,29 Mei 2010. Setelah jalani beberapa hari didalam Youth National Camp, akhirnya hari ini diputuskan kelanjutan training camp babak kedua. Jikalau selama seminggu ini dilakukan bedah kelemahan setiap peserta Youth National Training Camp oleh pelatih ITF Suresh Menon dibantu dengan pelatih fisik dari australia Robert Ballard. Tes atas kemampuan fisik dilakukan oleh pelatih Robert Ballard dibantu Alex Taufik. Dari 20 peserta diundang kembali melanjutkan latihan 9 petenis yaitu Moh.Reza Fakhriadi asal Banjarmasin, Indra Wahyu Anshari dari Balikpapan, Rini Puspita sari dari Makassar, Christian Alvin Edison dari Bandung, Samantha JK Nanere dari Bandung, Stefano Wirawan dari Semarang, Emmanuel Patrick dari Semarang, Patricia Imanuela dari Jakarta dan Shamira Azzahra dari Jakarta.

Oleh penanggung jawab Youth National Training Camp August Ferry Raturandang dikatakan rata rata kelemahan atlet kita adalah kemampuan fisiknya. Oleh pelatih Suresh Menon telah diungkapkan kekurangan2 peserta lainnya dengan harapan setelah kembali kekota asalnya akan memperbaiki apa yang kurang sehingga dimasa mendatang akan dievaluasi kembali. Hal yang sama juga berlaku bagi peserta yang ikuti training camp kedua juga akan dievaluasi perkembangan pelatihannya.

PP Pelti diminta agar memantau perkembangan latihan dari atlet peserta Youth National Training Camp ini sehingga bakat bakat atlet ini tidak hilang ditengah jalan. "Kenapa atlet Indonesia dimasa mudanya prestasi bagus tetapi setelah itu hilang. Ini disebabkan karena kesalahan dari awal. Dari muda dikejar kejar harus menang. " ujar Suresh Menon.
Disamping itu pula diminta kepada PP Pelti agar memperhatikan pembinaan usia 10 tahun dengan menggunakan bola khusus tidak sama dengan bola normal. Selama camp yang berjalan dengan tujuan membedah kesalahan kesalahan tehnik dasar pukulan atlet yunior, sehingga diharapkan tidak terlambat memperbaikinya. Dikatakan pula selama ini yang dilatih hanya pukulan forehand dan backhand tetapi melupakan pukulan lainnya seperti voli dan servis. Lupa kalau penguasaan servis itu sangat penting. Mayoritas peserta menguasai pukulan forehand dan backhand tetapi lemah didalam servis maupun voli.Rata rata kesalahan di servis sehingga semua diminta untuk merubahnya.
Sebelum mengumumkan kepada peserta dibagikan Piagam ikut serta Youth National Training Camp oleh August Ferry Raturandang didampingi oleh Suresh Menon.

Dalam pengarahan kepada orangtua ataupun pelatih yang hadir, Suresh Menon menyampaikan agar tidak memikirkan kalah atau menang didalam pertandingan. "Buat apa juara umur 10 tahun atau 12 tahun. Seharusnya juara Grand Slam." ujarnya. Memang diakuinya pula juara dikelompok yunior itu kebanggaan daerah, tetapi itu hal yang sangat kecil. Sebaiknya memikirkan hal yang besar. "Kejar kualitas bukan kuantitas." ujarnya.

Oleh August Ferry Raturandang disampaikan kalau rencana training camp berikutnya dibulan Agustus 2010 dengan mengundang 10-20 petenis dan 9 yang telah ikuti training camp ini. Nanti begitu pula ditahun berikutnya. " Kami akan lakukan evaluasi setelah training camp ini selesai. Kami harapkan ini bagian dari talent scouting yang bisa dilakukan PP Pelti dibawah Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja yang akan habis masa jabatannya tahun 2012." ujar AF Raturandang.
August Ferry Raturandang menyampaikan kekuatirannya setelah atlet kembali kekotanya maka akan kembali kepada kebiasaan yang salah iti. "Ini yang membuat sulit berkembang. Kita selaku pembina harus menyadari untuk memperbaiki kesalahan kesalahan mendasar. Khususnya bagi yang berusia 10 tahun kebawah agar menggunakan bola khusus bukan bola normal. Ini hasilnya akan beda."

Setelah diumumkan maka peserta diajak rekreasi ke TMII dan hari Senin 31 Mei 2010 akan dilakukan tes laboratorium Kesehatan di Fakultas Ilmu keolahragan Universitas Negeri Jakarta mulai pukul 08.00. Bagi yang belum lolos bisa ikuti dengan membayar Rp. 450.000. sedangkan ke 9 atlet lainnya diwajibkan mengikutinya dengan beaya PP Pelti.
Sebelum rekreasi dilaksanakan, seaktu makan siang, satu peserta dari Makassar Rini Puspita Sari terlihat masih menangis karena sudah sangat kangen dengan ibunya di Makassar. Rini terpilih meneruskan latihan ini selama 7 hari lagi. Pelatih yang mendampinginya Drs Hasbunalah berusaha untuk menghiburnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar