Kamis, 21 Januari 2010

Tanpa seleksi

RemajaTenis,21 Januari 2010. Ada wacana pemilihan pemain mewakili Indonesia untuk kegiatan World Junior Tennis maupun Junior Fed Cup dan Junior Davis Cup ditahun 2011 akan dilakukan tanpa seleksi. Hal ini diungkapkan oleh August Ferry Raturandang kepada RemajaTenis.
Terungkapnya wacana ini didalam dalam rapat PP PELTI kemarin di Senayan, tetapi belum diputuskan karena belum ada kesepakatan.

"Tergantung keberanian Bidang Pembinaan Junior untuk memutuskan masalah ini." ujar AF Raturandang kepada Wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior Christian Budiman. "Sudah siapkah kita menerima pertanyaan dari masyarakat tenis terhadap kebijakan ini jikalau dilaksanakan."
Selama ini pemilihan tim nasional yunior selalu dilakukan melalui proses seleksi. Ada pengecualian terhadap ketentuan ini jikalau ada petenis yang masuk dalam peringkat dunia ITF Junior 100. Ada beberapa petenis yang pernah mendapatkan fasilitas tanpa seleksi bisa dipilih masuk dalam tim.
Banyak juga pandangan lain terhadap wacana ini, ada yang mengatakan belum waktunya dilaksanakan seperti di pemilihan tim Davis Cup maupun Fed Cup. Keberadaan Peringkat Nasional Pelti juga bisa dijadikan acuan pemilihan pemain sehingga tidak dibutuhkan seleksi.
Sebenarnya keberadaan PNP ini bisa memacu atlet meningkatkan prestasinya dengan banyak ikut turnamen turnamen khususnya internasional.

Berita sedih lainnya adalah di tahun 2010 ini Indonesia kehilangan satu turnamen internasional yunior grade 2 yang dulu pernah dikenal sebagai turnamen Astra International. Jadwalnya turnamen jatuh dibulan Maret.
Menurut August Ferry Raturandang, PP Pelti telah membatalkan keberadaan turnamen grade 2 ini karena kesulitan sponsor. "Dulu waktu Panglima Siliwangi Cup mundur saya masih bisa selematkan dengan mendapatkan sponsor Oneject Indonesia. Tapi kali ini ketika PP Pelti memutuskan dibatalkan saya masih sempat mencari sponsor lainnya di Surabaya, tetapi gagal." ujar AF Raturandang kepada RemajaTenis.
Pembatalan turnamen ini sudah menutup kemungkinan ditahun depan turnamen grade 2 berada di Indonesia. Hal yang sama pernah terjadi dengan Singapore waktu itu punya grade 1 tetapi kemudian absen setahun dan muncul lagi dengan grade 5. "Tidak bisa langsung ke grade 1 karena dianggap sudah hilang dan mulai dari bawah lagi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar