Jumat, 04 Desember 2009

Seleknas 2010 diundur

RemajaTenis, 3 Desember 2009. Seleksi nasional (Seleknas) kelompok 14 tahun yang direncanakan tahun 2010 akan berbeda dengan tahun 2010. Hal ini dikemukakan oleh Wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior PP Pelti Christian Budiman setelah selesai rapat koordinasi antar bidang PP Pelti sore ini. Jikalau tahun 2009 dilaksanakan dibulan Januari 2009, karena entry deadline turnamen ITF 14 U Asian Champioship (Jubilee School ) tanggal 1 Februari 2009. tetapi tahun ini turnamen tersebut dipindahkan ke China sehingga seleknas diundurkan sesuai kebutuhan World Junior Tennis yang jatuh tanggal 3 Mei dan 10 Mei 2010 di China, sehingga diperkirakan seleknas baru akan dilaksanakan setelah Januari 2010 . Mengenai waktu yang tepat masih belum diputuskan.

Untuk turnamen ITF 14 & Under Asian Championship di China tanggal 14-28 Maret 2010, oleh Pelti diberi kesempatan kepada petenis ingin untuk ikut dengan beaya sendiri, dengan prioritas berdasarkan peringkat terakhir. Setiap negara diberi jatah hanya 3 putra dan 3 putri. Untuk pemilihan World Junior Tennis ( KU 14 th) maka akan dilakukan seleksi nasional yang waktu dan tempat belum diputuskan. Saat ini kota Tegal sudah bersedia sebagai tuan rumah dengan beberapa catatan. Keuntungan ikuti ITF 14 U Asian Championship adalah hasilnya bisa dikirim ke Eropa selama 5 minggu ikuti turnamen sejenis di Eropa dibuklan Juni/Juli 2010 dengan beaya ditanggung oleh ITF.

Disamping itu pula PP Pelti telah menyusun Ketentuan TDP Nasional kelompok umur tahun 2010 yang merupakan aturan baku yang diberlakukan untuk seluruh turnamen nasional di Indonesia. " Kami akan distribusikan kepada seluruh daerah maupun klub dan pelatih dan orangtua. Maksudnya agar tidak ada lagi yang mengatakan peraturan ini hanya milik PP Pelti." ujar Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto. Oleh Wakil Sekjen PP Pelti August Ferry Raturandang menjanjikan distribusi Ketentuan ini akan segera dilakuakn di bulan Desember 2009.
Dengan keluarnya ketentuan ini maka kewajiban dari petugas pertandingan agar menjalankan pertandingan sesuai ketentuan tersebut. "Yang masih lemah adalah pelaksanaan terhadap pelanggaran atau code of conduct disetiap turnamen masih belum sepenuhnya dijalankan. Sebagai contoh no show setelah sign in ternyata dibiarkan saja. Ini harus diterapkan haru dijalankan." ujar AF Raturandang yang termasuk penyusun Ketentuan TDP tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar