Masih Ada Kepedulian Orangtua peserta RemajaTenis

Jakarta, 8 Mei 2020. Sejak terhentinya kegiatan turnamen nasional maupun internasional mempunyai dampak kehilangan pendapatan bagi pelaku pelaku tenis internasional maupun nasional. Hal ini disadari oleh para orangtua peserta RemajaTenis yang telah berinisiatip secara pribadi pribadi memberi perhatian dengan memberikan sumbangan langsung kepada wasit nasional terutama Agus Saefuddin yang selalu aktip ikut serta RemajaTenis baik di Jakarta maupun daerah.

" Terima kasih banyak atas kepedulian orangtua peserta RemajaTenis yang telah ikut memberikan bantuan kepada wasit Agus Saefuddin." ujar August Ferry Raturandang promotor RemajaTenis.

Bantuan diharapkan datang dari Pemerintah Daerah Tangerang tetapi kenyataan tidak tercantum dalam daftar bantuan sehingga menambah beban kehidupannya terutama disaat istri alami sakit yang termasuk parah.

Tetapi masyarat tenis sendiri mengharapkan peran serta induk organisasi Pelti sebagai bentuk kepeduliannya dalam mengayomi penderitaan para wasit yang termasuk pekerjaan informal sehingga sangat terasa penderitaannya akibat Covid -19 

Memang diakui wasit2 yang mengandalkan hidup dari tenis, sebagian besar sudah pulang ke kampung masing masing karena sudah tidak ada kerjaan dan penghasilan di Jakarta.

Bukan hanya wasit, juga dialami oleh pelatih tenis yang hidup sepenuhnya diandalkan kepada tenis, Karena banyak lapangan tenis sudah tutup sehingga pelatih sendiri kehilangan pekerjaan dan penghasilannya, kecuali beberapa pelatih masih bisa melatih jika lapangan tenis masih dibuka, Yang menjadi pertanyaan adalah inisiatif dari Pelti untuk membantu mereka ini kalau ini dianggap asetnya.

" Kami melatih tetap mengikuti SOP dari Pemerintah yaitu jaga jarak, cuci tangan dan sebagainya. Karena ada juga petenis yang tidak bisa pulang kampung. Kasihan mereka " ujar Sonny Ratag salah satu pelatih tenis di Jakarta yang dalam situasi Covid-19 hanya bisa melatih 4 petenis Indonesia. 

Kondisi pelatih sama dengan wasit karena profesi mereka selain jadi pelatih full time tetapi banyak pula sebagai karyawan ANS atau perusahaan.(Foto pelatih Kawanua di Jakarta)