Senin, 03 Desember 2018

RemajaTenis sudah memasuki 37 kota, 22 Provinsi di Indonesia

Jakarta, 3 Desember 2018. Mengakhiri tahun 2018, kegiatan RemajaTenis tetap konsisten dalam menunjang salah satu program Persatuan Tenis seluruh Indonesia. Berbagai cobaan dalam setahun ini, pelaksana RemajaTenis tetap masih bisa bertahan berkat dukungan masyarakat tenis di Indonesia. Berbagai cemohanpun datang silih berganti, bukan hanya terhadap RemajaTenis tetapi melanda juga kepada penyelenggara turnamen yang diakui Pelti ini dengan konsep yang sama. Masalah ini seharusnya bisa dibantu atau didukung dengan baik oleh rekan rekan petinggi diinduk organisasi tenis Indonesia. Bukan sebaliknya yang memojokkan arti keberadan kegiatan turnamen yang sekonsep dengan RemajaTenis. Hal ini terjadi diawal Nopember 2018 muncul kekecewaan datang dari masyarakat tenis ketika menerima undangan yang dianggap kurang transparan. Kekecewaan bukan hanya jatuh ketangan para orangtua dan pelatih tetapi juga melanda rekan rekan pelaksana TDP 3 hari tersebut. Akibatnya tentu saja akan merugikan pertenisan Indonesia sendiri. tetapi jika hal ini disadari berul oleh pemangku kekuasaan di Tanah Air khususnya tenis Indonesia maka masalah tersbut bisa diatasi dengan baik.

" Kami tetap konsisten dalam menjalankan RemajaTenis. Gelombang godaan sudah datang sejak pertama kali diperkenalkan tetapi kenyataannya RemajaTenis masih bisa konsisten.
" ujar August Ferry Raturandang yang selaku penggagas kegiatan RemajaTenis sejak 2009 di Jakarta.


Menutup tahun 2018, kegiatan RemajaTenis sejak tahun 2009 sudah memasuki 37  kota di 22 Provinsi seperti Medan (Sumut), Pekanbaru, Kab.Pelalawan (Riau), Payakumbuh (Sumbar), Muaro Bungo (Jambi)  Palembang,Lahat, Sekayu MUBA (Sumsel), Bandar Jaya (Lampung), Sungailiat (Bangka Belitung), Pontianak (Kalbar), Palangka Raya (Kalteng), Banjarmasin (Kalsel), Balikpapan , Samarinda (Kaltim), Manado (Sulut), Palu (Sulteng), Makassar (Sulsel), Jayapura (Papua), Sumbawa Besar, Mataram (Nusa Tenggara Barat),Surabaya, Banyuwangi (Jatim), Kudus ,Solo, Blora, Ambarawa, Tegal (Jateng), Jogjakarta, Bantul (D.I.Y}, Bandung, Cirebon, Sumedang, Cibinong, Bogor (Jabar), Cilegon (Banten) dan DKI Jakarta, 

Jikalau memungkinkan keinginan memasuki Provinsi lainnya yang belum pernah diselenggarakan RemajaTenis tetap terbuka. Hal yang sama terbuka untuk kota kota yang sudah pernah diselenggarakan RemajaTenis.
Oleh AFR dikatakan beberapa kota atau Provinsi yang memiliki sarana prasarana lapangan tenis memadai  tetapi masih minim petenis yuniornya akibat tidak adanya kegiatan turnamen yunior dikota tersebut. " Apakah ini disadari oleh petinggi Pelti di tingkat Pusat maupunDaerah?" ujar AFR

Menurut AFR, sudah ada pendekatan ke Indramayu, Baturaja (Sumsel) maupun beberapa daerah lainnya yang berminat. Tetapi perhatian juga kembali kekota kota yang baru sekali ataupun dua kali pelaksanaan seperti ini. Komunikasi dengan Pengcab Pelti Kota Medan sudah dilakukan tetapi masih tungu pendekatan selanjutnya.

Sebenarnya selain pelaksanaan TDP juga perlu diperhatikan adalah bekerjasama dengan Pengcab Pelti setempat atau dengan Pengda Pelti setempat, sehingga bisa ikut membina hubungan antara Pelti ditingkat Pusat sampai ke Cabang cabang yang selama ini masih belum sempurna, Hal ini harus disadari semua pihak yang disayangkan sekali terlalu pasip. Dikuatirkan pula ketidak pedulian datang dari Pusat terhadap Daerah daerah sehingga tertimpa masalah ditingkat Pengcab Pelti sendiri
Menurut August Ferry Raturandang, semua ini bisa terjadi akibat belum lancarnya roda organisasi induk olahraga tenis sendiri yang sebenarnya sudah memasuki setahun sejak terpilihnya Ketua Umum disaat Munas Pelti 2017 . Tepatnya tangal 25 Nopember 2017 di Banjarmasin.( Keterangan Foto diatas yi Di Medan dan Palu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar