Rabu, 20 November 2013

PAPUA : Sarana dan Prasarana Ada, Petenis Ada, Dana Ada, Yang tidak ada......

RemajaTenis, 18 November 2013. Pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Papua khususnya kota Jayapura, kesan pertama begitu melihat fasilitas lapangan tenis Balaikota, lapangan tenis Cenderawasih dan lapangan tenis Polda, so pasti potensi tenis  ada. Demikian menurut pengamat tenis August Ferry Raturandang atau dikenal dengan AFR yang juga penggagas Kejurnas Tenis Remaja Bank Papua yang merupakan kerjasama dengan klub tenis Bank Papua. Penasaran akan situasi seperti ini, AFR melihat petenis Papua beraksi selama 3 hari bertanding, muncul pemikiran kalau Papua ini sudah waktunya berbicara ditingkat nasional. Kenapa masih belum muncul, ternyata semua ini masih terpaku dalam pemikiran kolot seperti juga didaerah lainnya yang belum berkembang tenisnya. Kalau dipikirkan menurut AFR disetiap daerah memiliki petenis yunior yang mulai datang dari keluarga petenis yang muncul sebagai anggota pengurus induk organisasi meulai dari klub sampai ke Pelti setempat.
Belum lagi seperti di Papua sendiri masih timbul kelompok kelompok atau grup tenis yang belum bisa saling mendukung,  yang seharusnya berkompetisi positif. Ini merupakan masalah nasional, sehingga oleh AFR dimanfaatkan dengan menggelar turnamen Remaja Tenis sebagai ajang kompetisi adu gengsi bagi pelatih pelatih yang egonya cukup tinggi, walaupun tidak semua pihak bisa menerima kehadiran AFR dengan turnamen RemajaTenis didaerah tersebut. Bahkan di Jayapura juga sudah terkontaminasi masalah seperti ini. Bahkan ada pula yang mencoba memasuki Jayapura dengan bertanya tanya kenapa diberikan kepada AFR. Dan oleh AFR sangat menyayangkan justru datang dari " oknum" diinduk organisasi munculya.
"Tujuan saya disini adalah meningkatkan pertenisan daerah tersebut." ujar AFR kepada Remaja Tenis yang selama ini sudah banyak cobaan datang dari insan tenis Indonesia yang masih berpikiran negatip.
Langkah apa saja yang harus diberikan kepada daerah Papua ini, menurut AFR yang perlu ditingkatkan adalah SDMnya baik petenis, pelatih dan ofisial pertandingan. Selama 3 hari Kejurnas menggunakan mahasiswa sebagai wasit lokal, yang sudah berpengalaman memimpin pertandingan lokal yang selama ini menggunakan sistem Pro-St. Begitu diminta pimpin Kejurnas ini yang sistemnya berbedadengan gunakan score card, maka terlihat kebingungan karena tidak terbiasa menggunakan score card. Tapi dengan bimbingan Referee yang dibawa dari Jakarta dan 1 wasit nasional, wasit lokal bisa atasi sendiri permasalahan mereka.
Masalah terbesar di Tanah Papua adalah masalah transportasi antar kabupaten yang terbanyak harus melalui udara sedangkan melalui laut terbatas. Dan yang paling mencengangkan adalah harga tiketnya yang bisa lebih mahal dibandingkan dari Jakarta ke Jayapura. Semua berbicara jutaan rupiah. Tapi semua masalah seperti ini ada solusinya. Yaitu peranan Pemerintah daerah Papua yang selama ini didukung oleh petinggi Pemerintah Provinsi Papua alias Gubernur yang bisa meminta pada Bupati untuk mendukung olahraga khususnya tenis, asal... ada program yang jelas.Sebaiknya seperti anjuran AFR kepada setiap pelaku tenis di Papua untuk aktip terus galakkan tenis bekerjasama dengan Pemda setempat. Apalagi sekarang Ketua Pengda Pelti TEA Herry Dosinaen SIP sudah bertekad memajukan tenis dan didukung oleh Gubernur Papua yang baru menjabat 6 bulan. Nah, apalagi yang ditunggu.

"Kesimpulan saya selama ini adalah " Punya sarana dan prasarana memadai, petenis ada, Dana ada, hanya yang belum ada adalah NIAT" ,ujar AFR.  Dalam  kunjungan ini AFR telah  memberikan motivasi kuat kepada rekan rekan pengurus Pelti setempat,dan sudah mulai punya NIAT tersebut. Hanya saja di harapkan tidak terkontaminasi saja. "Saya hanya bisa berdoa demi kebaikan tenis di Papua".ujar AFR

1 komentar:

  1. sebenarnya initi permasalahan di Papua khusunya di Jayapura terletak pada pengurus yg kurang profesional... hanya mementingkan diri dan kelompok sendiri.. kurangnya perhatian dari pengprov ke pengkot dan pengda disini biasanya terjadi miss komunikasi

    BalasHapus