Selasa, 09 November 2021

TDP Nasional Harus Dibenahi


RemajaTenis, Jakarta, 10 November 2021. Makin maraknya turnamen berskala nasional ditahun 2022 nanti , maka sudah waktunya di revisi ketentuan Turnamen Diakui Pelti terutama kelompok yunior.

Sebenarnya hal itu sudah lama diketahui hanya waktulah yang membuat tidak sempat direvisi.

Karena makin banyaknya peserta justru makin besar tingkat kesulitan dalam pelaksanaannya nanti.

Dalam formulir pendaftaran dicantumkan kolom size of draw setiap eventanya. Apakah 16, 32, 48, 64, 128 dst. 
Dan juga disebutkan jumlah lapangan yang tersedia

Tentunya kolom size of draw setiap kelompok umur ada maksudnya, begitu jumlah lapangan yang tersedia terutama untuk persiapan tuan rumah.

Yang jadi pertanyaannya, apakah ini diberitahukan juga kepada penyelenggara.

Ada maksud tertentu dicantumkan size of draw tersebut. Yang jelas memudahkan peserta bahkan penyelenggara termasuk Referee yang ditunjuk oleh PP Pelti.

Sebenarnya dulu pernah dibuat Pedoman Pelaksanaan TDP Nasional, sehingga memudahkan penyelenggara sekaligus Refereenya, dengan tujuan menyelamatkan turnamen itu sendiri. Apakah masih dilaksanakan. Sepertinya tidak lagi karena AFR masih rutin jalankan TDP RemajaTenis tidak pernah terima Pedoman Pelaksanaan TDP.

Apa maksud dari dicantumkan size of draw ? Ini untuk memudahkan Referee dan penyelenggaraannya. Selama ini tidak disebutkan size of draw sehingga peserts sebanyak mungkin diterima. Apa lagi jika jumlah lapangan terbatas. Maka akan jadi masalah sehingga Referee akan ambil jalan pintas untuk menyelamatkan turnamen dengan mengorbankan peserta. Keputusan Referee juga setelah mendapatkan persetujuan PP Pelti sebagai atasan Referee.

Andaikan size of draw babak utama 32 berarti jika peserta 50 maka sisanya masuk bbk kualifikasi dimana jadwalnya babak utama 2 -3  hari setelah pembukaan. 
Semua informasi sudah tercantum dalam factsheet turnamen sehingga memudahkan peserta.
 Peserta tidak perlu buang waktu datang dari awal.

Disini perlu peningkatan kualitas turnamen dengan membatasi peserta yang berkualitas karena banyak peserta belum tentu kualitas pesertanya tinggi. Karena banyak peserta yunior yang baru 2-3 bulan belajar tenis.
Penyelenggara tidak bisa memperkirakan jumlah pesrtanya karena tidak dicantumkan size of draw baik bbk utama atau bbk kualifikasi.

Belum lagi masalah sistem pertandingan jangan sampai berbeda satu sama lain. Ada pedomannya setiap TDP Nasional.

Ya , banyak pekerjaan rumah bagi PP Pelti untuk membenahinya. Jangan sampai setiap tahun kasusnya tetap sama tanpa solusi.
Karena sebagai penyelenggara bangga mendapatkan peserta banyak. Tanpa memikirkan kepentingan peserta. Jangan lupa makin banyak peserta makin besar tingkat kesulitannya.

Dan penyelenggara tidak mau belajar dari pengalamannya  Maklum saja setiap Panitya Penyelenggara tidak lakukan evaluasi setelah turnamen berakhir dan tahun depan akan beda lagi person yang menanganinya.

Ini sekadar sumbang saran untuk yang berkepentingan.

2 komentar:

  1. Betul sekali Om,yg sedang berlangsung di daerah kami,peserta sampai kurang lebih 400 - 500 apalagi ada double nya.

    BalasHapus
  2. Setuju Opa , sbb ini menyangkut Profesionalisme dan agar Tennis Indonesia lebih maju...

    BalasHapus