Senin, 15 Maret 2021

Terlambat Start, Akhirnya Telan Kekalahan

RemajaTenis, Jakarta, 14 Maret 2021. Final tunggal putri 14 tahun cukup menarik ditonton karena kedua petenis putri memperlihatkan tontonan cukup menarik. Dari awal sampai akhir kedua pemain lakukan adu reli dengan pukulan pukulan keras rata rata net. Tidak ada perasaan takut bola keluar. Suatu kualitas permainan cukup bermutu sebagai petenis yunior selayaknya diperlihatkan secara konsisten. Final 14 putri antara Sameera Talwar melawan Kayla Ruth Santosa yang hanya dilihat segelintir penonton sesuai dengan anjuran penyelenggara sesuai protokol kesehatan. 


Set pertama awalnya Kayla pegang servis unggul 1-0. Kemudian games kedua Sameera Talwar menyamakan kedudukan 1-1, tetapi selanjutnya terus unggul sampai games keenam, 5-1. Disini terlihat banyak unforced error dilakukan Kayla yang terburu buru mau selesaikan permainannya. Sebelum set pertsma ditutup Sameera, Kayla masih menambah satu game sehingga kedudukan 6-2 untuk Sameera.
Set kedua kelihatannya Keyla sadar atas kesalahannya, langsung unggul 2-0.
Tetapi Sameera belum mau kalah mulai menyerang sehingga Kayla buat unforced error. Bahkan Sameera unggul 5-2. Tetapi Kayla mulai bangkit lagi dengan pukulan winnernya mendesak lawannya unforced errow. Angkapun milik Kayla sehingga sempat unggul 6-5. Disinilah faktor penentuan adalah mental yang juga akibat kelelahan menentukan. Sameer berhasil menyamakan kedudukan 6-6, dan penentuan dilakukan tie break. Dan dibuka 1-0 untuk Kayla tetapi Sameera langsung unggul 7-3.
" Saya terburu buru mau menyelesaikan permainan di set pertama. Diset kedua sejak ketinggalan 2-5, saya mulai memikirkan satu game kedepan. Tapi keberuntungan ditangan lawan" ujar Kayla setelah bertanding.


Final yang menarik juga diperlihatkan di babak final 16 tahun putra antara Joachim Mika Gunawan dan Rafa Jeconia Mangunsong. Set pertama milik Joachim 6-2, tetapi set kedua Rafa bangkit dan unggul 6-3, akhirnya penentuan ditentukan oleh tie break. Dalam penentua tie break, Joachim beruntung karena unggul dalam perebutan angka, akhirnya 10-2 milik Joachim. Tampak kedua pemain didamping pelatih masing masing yaitu Merieke Gunawan dari Lucky Tennis Club sedangkan Rafa didampingi pelatih Paris TC Kota Wisata, Ucok Djunaidi yang setia mengawal murid muridnya. Tidak sia sia pelatih Ucok Djunaidi kali ini karena mengiring pemain berhasil masuk final. Salah satunya putri di Kelompok 10 tahun, Joycellin Daryll Mangunsong yang akhirnya keluar sebagai juara tunggal putri 10 tahun setelah mengalahkan Esperanza Felicia dari Slawi 8-5.

Hasil lainnya dikelompok 10 tahun putra, Phillipe Bawono dari Jakarta berhasil keluar sebagai runner  setelah dikalahkan oleh  Keenan Lazuardi Latief asal Depok 6-8.

Tunggal putra 12 tahun keluar sebagai juara Raihan Somantri dari Karawang setelah mengalahkan Reifan Mu'izzataya Martadiredja asal Serang Banten 8-3.

Final tunggal putri 12 tahun antara Koreen Agun Hickey asal Jakarta dan Ivanna Tuma Joy C dimenangkan oleh Koreena 8-7 (7-5)

Final tunggal putra 14 tahun antara Paul Jason Sutisna asal Jakarta dan M.Ridho Iskandar asal Lebak  Banten. Akhirnya Paul Jason Sutisna keluar sebagai juara setelah nenang mudah 6-2, 6-1.

Final tunggal putra 18 tahun dimenangkan petenis kabupaten Bogor Bagus Sandika Yusaka setelah mengalahkan petenis asal Jakarta Mousa Khalil Ayesh 6-2 6-2.

Pertandingan selesai pkl 20.00.langsung penyerahan hadiah dilakukan oleh Ketua Pengprov Pelti Banten H.Pipin. 

Yang menarik selama RemajaTenis Jakarta-88 yang bukan saja ajang pertandingan yunior, tetapi ajang Reuni sesama masyarakat tenis yang sangat erat unsur kekekuargaan. Ternyata RemajaTenis bisa menghadirkan 3 generasi. Karena tenis itu sebenarnya tenis keluarga. " Ini yang kami junjung tinggi. Persaingan dilapangan harus terjadi tetapi diluar lapangan persaudaraan tetap dijaga tinggi." ujar August Ferry Raturandang selaku promotor tenis selama ini yang lebih dikenal sebagai provokator tenis Indonesia segi positivenya sejak tahun 1989 sampai sekarang.

Dukungan dari orang tua yang menyebabkan masih setia selaku promotor tenis dan tetap konsisten walaupun ada pandemi Covid-19

" Jaga kesehatan ya Om AFR, " ujar beberapa orangtua petenis peserta RemajaTenis yang melihat konsistensi AFR dengan RemajaTenis selaku turnamen beaya rendah.

Menurut pengakuan AFR selama pandemi Covid-19 tidurnya tidak tenang, kuatir akan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan peserta maupun orangtua dan pelatih. Bersyukurlah tahun 2021 begitu patuhnya peserta maupun orangtua dan pelatih terhadap protokol kesehatan. 

Rencana selanjutnya RemajaTenis pada tanggal 9-11 April 2021 dengan jenis pertandingan yabg sama, kecuali KU 18 dengan jumlah peserta minimu 4 dan maksimum 6. Andaikan peserta 6 tetapi akhirnya yang ikut bertanding hanya 5 maka sistem pertandingannya satu pool dengan 5 pemain diadu semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar