Rabu, 17 Maret 2021

Selama Pandemi Turnamen Yunior Tidak Termasuk TDP

RemajaTenis, Jakarta. Sering kali menerima pertanyaan dari masyarakat tenis soal TDP setelah menerima pemberitahuan adanya turnamen. " Apakah turnamennya termasuk TDP" demikian bentuk pertanyaan tersebut.


Sekarang apa kaitannya TDP atau bukan. Sejujurnya dengan masuknya turnamen ke TDP berarti turnamen tersebut terdaftar dan masuk dalam kalender PELTI.
Praktis sejak April 2020 dalam kalender turnamen milik PP Pelti banyak tertunda alias batal termasuk turnamen internasional sekalipun.
Dengan sendirinya peserta yang mengikuti turnamen akan mendapat point Peringkat Nasional Pelti.

Perlu untuk diketahui pula kegunaan PERINGKAT atau Rank itu sebenarnya awal mulanya untuk kepentingan Referee selaku petugas pelaksanaan pertandingan. Kegunaan dalam membuat undian pertandingan. Ada data tertulis yang dipertanggung jawabannya dari cemohan masyarakat tenis. Right or wrong itulah data yang ada.

Beberapa puluh tahun silam yang pernah dialami sendiri belum ada peringkat nasional Pelti. Baru tahun 1989 oleh PB Pelti diperkenalkan PNP. Begitu pula TDP ( turnamen diakui Pelti) tahun yang sama.Demikian pula baru ada Ketentuan TDP.

Umurnya Ranking itu hanya 52 minggu. Kemudian dihapus. Berarti turnamen turnamen yang berlangsung setelah 1 April 2020 , karena pandemi Covid-19 otomatis terhapus. 
Bagaimana PP Pelti menyikapinya? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Menyikapi akan hal ini, RemajaTenis selaku turnamen pembinaan, maka otomatis menjalankan fungsi fungsi pembinaan. Sebenarnya lebih mudah selaku penyelenggara bertindak seperti TDP karena sistemnya sesuai aturannya yaitu sistem gugur. RemajaTenis tidak melihat hal itu tetapi beri kesempatan pemain yang bertanding sebanyak mungkin dengan sistem round robin. Ada yang pro maupun kontra. Karena praktis saja. 

Dalam pembinaan atlet, janganlah terpaku untuk menjadi juara. Khususnya yunior, karena masih panjang perjalanan atlet yunior. Jangan terlalu puas akan berdampak negative bagi pembinaan atlet yunior.

Ada pandangan dengan PNP, dipakai sebagai bahan evaluasi dalam pembinaanya. Ada betulnya juga, tetapi tidak 100 prosen. Karena PNP itu bukan berdasarkan kualitas atlet. Tetapi berdasarkan ikut serta Turnamen,Sering terjadi pemain tidak punya PNP bisa mengalahkan pemain dengan PNP. Bisa digunakan sebagai bahan target pelatih. Tetapi yang harus diperhatikan kualitas permainan seorang atlet dalam suatu turnamen. Apakah semua yang diajarkan sang pelatih sudah diterapkan atletnya, itu lebih penting. Yang menjadi masalah kurangnya pelatihnya hadir langsung melihat  permainan anak asuhnya. Hanyalah beberapa pelatih tampak hadir dilapangan pertandingan.

Memang masuk akal alasan pelatih tidak hadir. " Saya dibayar hanya waktu latihan. Tidak termasuk ikut turnamen. Lain lagi bayarannya " , itu statement pelatih yang professional. Memang masuk akal juga pemikiran seperti itu.

Bagaimana keadaan di luar negeri, yang bisa dipakai sebagai acuan demi kemajuan tenis. Memang bagi atlet yunior didampingi oleh pelatihnya yang merupakan asisten pelatih dari tennis camp tersebut. Tidak mutlak pelatih ( head coach) hadir. Lain halnya jika kelasnya bukan yunior, pelatih kepala akan turun sendiri mengikuti asuhannya. 

Sebagai pengelola turnamen selama ini banyak mengikuti keinginan masyarakat tenis mengikuti ketentuan TDP. Yang menjadi masalah suasana turnamen harus selalu ada, bukan suasana latihan. Sistem pertandingan harus sesuai ketentuan. Jangan asal buat turnamen demi kepentingan pelaksana turnamen belaka. Ini yang harus bisa dipahami oleh semua pelaksana turnamen. 

Sejak 1 Maret 2021 PP Pelti telah membuka pintu untuk pelaksanaan TDP dengan syarat asal dapat ijin dari Pemda, Yang jadi masalah khususnya yunior untuk dapat ijin sangat sulit, Kenapa sulit, Karena TDP Nasional kelompok yunior itu pesertanya banyak, Minimal 200 bisa sampai 400 peserta. Sedangkan fasilitas lapangan yang tersedia sangat sempit maksimum hanya 8 lapangan kecuali Stagion Bukit Asam di Jakabaring Palemang ada 16 lapangan. Apakah tidak terjadi penumpukan peserta dan orang tua pemain dan pelatih tidak terjad ?. Seharusnya ketentuan TDP kelompok Yunior direvisi dulu, Menyesuaikan dulu dengan protokol kesehatan. Berbeda dengan kelompok UMUM pesertanya terbatas tidak sebanyak yunior.( Ditulis oleh August Ferry Raturandang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar