Minggu, 10 November 2019

Kebutuhan Referee Tenis Sudah Mendesak

Turnamen tenis baik yunior maupun veteran makin hari makin subur. Sehingga kebutuhan akan ofisial pertandingan sudah dirasakan. Hal ini sudah disampaikan kepada PP Pelti oleh penyelenggara turnamen diakui Pelti dalam pertemuan resmi(1/11) lalu.
Persedian tenaga Referee yang terdiri dari wasit ITF White Badge sejumlah 12 yang aktif dan 1 diskors ditambah 5 wasit nasional. Kelemahannya karena sebagian besar adalah pegawai negeri sehingga terbatas waktunya untuk memenuhi turnamen diakui Pelti sekitar 60 turnamen dalam setahun belum termasuk turnamen veteran.
Turnamen tenis yang terdaftar sudah membludak sehingga suatu saat PP Pelti sudah pasti tidak bisa memenuhi permintaan Referee.Dalam pertemuan dengan penyelenggara TDP wakil ketua bidang pertandingan justru sepertinya tidak menyadari kebutuhan itu. Bahkan mau meniru cara ITF.
” Jika negara tidak punya turnamen buat apa adakan penataran wasit” ? Ini satu kekeliruan yang dilakukan petinggi Pelti, karena justru diadakan penataran wasit agar memotivasi daerah adakan turnamen turnamen.
Mengingatkan kembali salah satu tugas Pelti yaitu peningkatan kualitas SDM baik atlet maupun ofisial pertandingan yaitu Referee, Wasit dan lain-lain sebagainya. Intinya Pelti sebagai induk organisasi tak hanya membina atlet juga pelatih, perangkat pertandingan seperti wasit dan referer.
Pengalaman selenggarakan turnamen nasional junior dengan label RemajaTenis di 22 provinsi bahkan d tingkat kabupaten, sejak 10 tahun terasa kebutuhan wasit sangat dirasakan. Sangat timpang kualitas wasit daerah akibat dipaksakan sediakan tenaga wasit. Bisa dibayangkan satu turnamen yunior dibutuhkan sekitar 10 wasit.
Akibatnya kualitas turnamen berjalan seadanya. Bahkan pernah kejadian di salah satu TDP di Jawa petugas wasitnya bertugas memakai sandal. Ini akibat dipaksakan daerah selenggarakan TDP tapi tidak disertai kesediaan tenaga wasit.
Persyaratan menjadi Referee adalah pengalaman sebagai wasit dan wasit itu ada jenjangnya di Indonesia. Dari wasit daerah kemudian wasit nasional dan internasional. Sedangkan wasit internasional ada jenjangnya yaitu ITF White Badge kemudian ITF Silver Badge dan ITF Gold Badge.
Tenaga Referee di Indonesia diberi prioritas kepada wasit internasional yang dimiliki dan juga wasit nasional yang sudah berpengalaman yang ternyata jumlahnya terbatas. Ini perlu regenerasi karena wasit kebanyakan sudah berumur.
Masalah akan timbul saat Pekan Olahraga Nasional berlangsung. Tuan rumah harus menanggung beaya transpotasi wasit nasional yang mayoritas berasal dari Jawa . Apalagi diprioritaskan wasit internasional.
Disinilah kegiatan TDP akan terhenti karena ketiadaan tenaga Referee.Pelti sekali lagi sebaai induk organisasi tenis tertinggi di tanah air tak boleh tinggal diam atau sengaja membiarkan masalah yang sangat dibutuhkan ini. )(www.tribuneolahraga,com_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar