Rabu, 18 September 2019

Davis Indonesia Kalah Sebelum Bertanding

JAKARTA, Menjelang perhelatan Davis Cup Indonesia dan Selandia Baru terungkap ungkapan siapapun yang turun lawan Selandia Baru pasti kalah. Karena didengung dengungkan pemain tamu sudah berkelas dunia .Saat itu sebagai pendengar yang baik karena tidak lihat data. Ini sebagai jawaban kalau Christopher Rungkat justru tidak banyak menolong.
Sehingga wujud regenerasi tim nasional sudah tepat waktu. Memberi kesan sudah waktunya regenerasi. Betul sekali tetapi janganlah kalah sebelum bertanding.
Tapi sadar atau tidak kalau kekalahan bisa menyebabkan degradasi ke grup III zone Asia Oceania. Betapa pentingnya event bergengsi bagi induk organisasi tenis sehingga Selandia Baru petenis ganda Grand Slam turun membela nama bangsa . Semua pemain top dunia begitu bangga membela negaranya untuk Davis cup ajang kejuaraan dunia beregu sangat bergengsi.
Saat melihat langsung hari pertama yang namanya Rifqi Fitriadi ternyata bisa mengatasi permainan Ajeet Rai bahkan unggul dalam pengumpulan angka. Siapa sangka bisa unggul tetapi akibat minimnya turnamen yang diikuti Rifqi Fitriadi berakibat mental bertanding sangat minim ditunjang lagi fisik yang tidak mendukung, akhirnya 6-7(7) , 3-6.
Begitu juga saat David Agung Susanto turun tidak disangka bisa unggul 6-3. Tetapi akibat mental tidak mendukung berakibat fisik juga bisa berubah segala galanya. Set kedua 4-6 dan lebih parah lagi set ketiga 6-0
Kesimpulan yang didapat sebenarnya hari pertama bisa unggul 2-0 karena Ajeet Rai bulan lalu turun di kelas Futures di lapangan tenis Hotel Sultan. Bahkan Ronde pertama sudah gugur. Begitu pula Rhett Purcell nasib yang sama babak pertama tumbang. Adapun Peringkat dunia mereka tidak istimewa 744 dan 922. Sedangkan David Agung Susanto 1195.Artinya lawannya kelas Futures. Apa yang dimasalahkan.
Bagaimana dengan persiapan menghadapi Selandia Baru. Try out keluar Negeri diserahkan kepada atletnya tanpa dukungan Dana. Anggota Tim Davis Cup ternasuk juga yang dipersiapkan dalam menghadapi SEA Games 2019. Artinya ada dana tersebut. Kemana dana yang diterima dari Kemenpora itu, apakah dikembalikan ?.
Try out keluar Negeri itu mutlak sehingga mental bertanding terasah. Bayangkan saja Rifki Fitriadi bisa unggul dalam pengumpulan angka tapi tidak bisa menyelesaikan. Begitu juga pemain senior David Agung Susanto bisa blank di set kedua Dan ketiga.
Bagaimana persiapan Davis Cup Indonesia. Sedangkan Selandia Baru kedua pemain yang disiapkan turun dalam pertandingan tunggal bahkan ke Indonesia.
Artinya apa, tentu ada yang salah dalam pelatnas. Yang jadi pertanyaan adalah keberadaan pelatih Belanda yang dibayar milyaran rupiah. Jabatan pelatih kepala, berarti siapa yang jadi pelatih Indonesia ?.
Kelihatannya Tim nasional lebih cenderung ikut turnamen ” tarkam ” dari pada try out keluar Negeri.David Agung Susanto mendapat poin ATP Tour untuk 8 turnamen untuk turnamen Sept 2018-September 2019.
Kesan lebih sering ikut try in sampai ke Tarkam lebih menguntungkan karena so pasti dapat uang. Di sini perlu sekali mind set atlet tenis kita dirubah yaitu bermain tenis itu sama juga bekerja. Sehingga betul betul dihayati dan ditekuni dengan serius penuh konsentrasi.
Menjelang play-off group III bulan Maret 2020 sebaiknya program antara adalah SEA Games 2019 bulan Desember 2019.Ada 12 negara bertarung termasuk Filipina Dan Vietnam.
Selamatkan Davis Cup Indonesia.Prihatin jadinya Kita selama ini Pelti belum bisa mengangkat keluar dari group 2 ke group 1 bahkan sejarah menunjukan pernah 2 kali ke group Dunia, tetapi justru cenderung ke group 3. #SaveDavisCupIndonesia. (Penulis adalah pengamat dan pemerhati tenis)(tribun..(tribunolahraga,new)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar