JAKARTA, Menjelang perhelatan Davis Cup Indonesia dan Selandia Baru terungkap ungkapan siapapun yang turun lawan Selandia Baru pasti kalah. Karena didengung dengungkan pemain tamu sudah berkelas dunia .Saat itu sebagai pendengar yang baik karena tidak lihat data. Ini sebagai jawaban kalau Christopher Rungkat justru tidak banyak menolong.
Sehingga wujud regenerasi tim nasional sudah tepat waktu. Memberi kesan sudah waktunya regenerasi. Betul sekali tetapi janganlah kalah sebelum bertanding.
Tapi sadar atau tidak kalau kekalahan bisa menyebabkan degradasi ke grup III zone Asia Oceania. Betapa pentingnya event bergengsi bagi induk organisasi tenis sehingga Selandia Baru petenis ganda Grand Slam turun membela nama bangsa . Semua pemain top dunia begitu bangga membela negaranya untuk Davis cup ajang kejuaraan dunia beregu sangat bergengsi.
Saat melihat langsung hari pertama yang namanya Rifqi Fitriadi ternyata bisa mengatasi permainan Ajeet Rai bahkan unggul dalam pengumpulan angka. Siapa sangka bisa unggul tetapi akibat minimnya turnamen yang diikuti Rifqi Fitriadi berakibat mental bertanding sangat minim ditunjang lagi fisik yang tidak mendukung, akhirnya 6-7(7) , 3-6.
Begitu juga saat David Agung Susanto turun tidak disangka bisa unggul 6-3. Tetapi akibat mental tidak mendukung berakibat fisik juga bisa berubah segala galanya. Set kedua 4-6 dan lebih parah lagi set ketiga 6-0
Kesimpulan yang didapat sebenarnya hari pertama bisa unggul 2-0 karena Ajeet Rai bulan lalu turun di kelas Futures di lapangan tenis Hotel Sultan. Bahkan Ronde pertama sudah gugur. Begitu pula Rhett Purcell nasib yang sama babak pertama tumbang. Adapun Peringkat dunia mereka tidak istimewa 744 dan 922. Sedangkan David Agung Susanto 1195.Artinya lawannya kelas Futures. Apa yang dimasalahkan.